Cari Blog Ini

Minggu, 06 Maret 2011

IKRAR BAGI PEMBINA/ANGGOTA DEWASA

IKRAR

Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, dan dengan penuh kesadaran serta rasa tanggung jawab atas kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/Pembina Profesional/ Pamong Saka/Instruktur Saka/Pimpinan Saka/Andalan/ Anggota Majelis Pembimbing …………..*) Gerakan Pramuka seperti tersebut dalam keputusan kwartir …………*)/Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka nomor ….…tahun ……… menyatakan bahwa kami :
- menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan
- akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas kewajiban kami sebagai Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/ Pembina Profesional/Pamong Saka/Instruktur Saka/Pimpin-an Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing ………..*) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa depan yang lebih baik.
……...……………, … ….…….. …..
Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/ Pembina Profesional/Pamong Saka/ Instruktur Saka / Pimpinan Saka / Andalan / Anggota Majelis Pembimbing ………………..*)

( ………………………………… )
FORUM DEWAN KERJA

Pengantar.
Kwartir Nasional telah menerbitkan surat keputusan tentang dewan kerja yang baru. Sejak pertama kali keberadaan Dewan Kerja dibentuk, sudah bebarapa kali diterbitkan surat keputusan yang merubah, memperbaiki dan menyempurnakan kedudukan, tugas, pokok serta fungsi dewan kerja yang disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan jaman. Terakhir SK Kwarnas bernomor 214 tahun 2007 dikeluarkan sebagai pengganti SK Nomor 131 tahun 2003.
Setelah menyimak dan memahami SK tentang dewan kerja terbaru, menurut anda apakah masih perlu dan ada yang diperbaiki agar semakin disempurnakannya, sesuai dengan harapan/ aspirasi para kaum muda ( muda dewasa ) ? Bahkan mengkoreksi isi materi yang ada pada SK tersebut ?
CONTOH BIKIN PROPOSAL PRAKTIS
Jika kamu mau adakan kegiatan kepramukaan terutama Ambalan/ Racana tentunya harus bisa bikin pengajuan usulan kegiatan kepada pembinanya. Berikut ini contoh draf sederhana bagaimana cara buat proposal tentang kegiatan persami, di suatu gugus depan yang berpangkalan di sekolah. Nah, sekarang selamat belajar dan bikin proposal sebanyak banyaknya.
PROPOSAL
PERKEMAHAN SABTU MINGGU ( PERSAMI )
Penerimaan anggota Penegak Ambalan Diponegoro
Gugus Depan Kota Padangsidimpuan 01.077 – 01.078
-----------------------------------------------------------------------------------

I. Pendahuluan. ( Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan)
Gerakan Pramuka adalah pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangasa agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu membina dan membangun sebagai penerus generasi selanjutnya.
Dalam mencapai tujuannya, antara lain dalam upaya menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman melalui berbagai kegiatan.
Untuk hal tersebut perlu memberikan pembekalan pengetahuan dan ketrampilan bagi para anggota Pramuka ambalan Diponegoro dalam upaya pembentukan watak dan mental menjadi manusia yang berkepribadian dan berjiwa Pancasila.
Kegiatan tersebut selain merupakan upaya pembinaan anggota Amabalan, juga merupakan program kerja tahunan yang telah ditetapkan melalui musyawarah ambalan.

II. Dasar Kegiatan. ( Landasan / dasar penyelenggaraan)
1. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2. Program Kerja Ambalan Diponegoro tahun 2004/2005.
3. Rapat Dewan Ambalan pada tanggal 4 September 2004.

III. Tujuan. ( Tujuan kegiatan yang hendak dicapai )
1. Pembekalan materi pengetahuan dan ketrampilan kepramukaan bagi anggota Pramuka Gugus Depan 11.077 – 11.078.
2. Menanamkan disiplin dan mental yang lebih baik.
3. Penerimaan dan pelantikan anggota Ambalan Pramuka Penegak Gugus Depan 11.077 – 11.078.

IV. Motto. ( Semboyan selama pelaksanaan kegiatan )
Disiplin – Setia – Persaudaraan

V. Nama Kegiatan.( Beri nama kegiatan sesuai kegiatan yang dimaksud )
Perkemahan Sabtu Minggu (Persami)
Jenis Kegiatan :
1. Penjelajahan/ Haiking,
2. Pembekalan dan Pemantapan Materi Kepramukaan.
3. Penerimaan dan Pelantikan anggota.
4. Out Door Games.
5. Api Unggun.
6. Diskusi.
7. Upacara.

VI. Waktu dan Tempat. ( Menjelaskan waktu,tempat/ lokasi kegiatan, )
Hari/ Tanggal : Sabtu-Minggu, 2-3 Oktober 2004.
(Sabtu mulai 07.30 s/d Minggu 12.00)
Tempat : Bumi Perkemahan ............................

VII. Sistim Penyelenggaraan. ( Sistem/ Tehnis pelaksanaan, jadwal )
Kegiatan diselenggarakan dengan cara berkemah/ mendirikan tenda, dengan dibentuk tiap kelompok/ Sangga.
Jadwal Kegiatan Terlampir.

VIII. Peserta.( Siapa yang ikut, syarat, persyaratan lainnya )
1. Peserta adalah siswa-siswi kelas 1, atau anggota Pramuka yang telah memenuhi usia Penegak.
2. Sehat Jasmani dan Rohani serta mendapatkan ijin dari Orang tua.
3. Membawa perlengkapan berkemah dan keperluan Pribadi.
4. Memenuhi Persyaratan yang telah ditetapkan Panitia.
Daftar Peserta dan Persyaratan Terlampir.

IX. Kepanitiaan. ( Siapa yang jadi panitia, pelindung, penasehat dll )
Penyelenggaraan kegiatan telah dibentuk kepanitiaan yang terdiri dari Anggota Pramuka Ambalan Diponegoro. Kepanitian tersebut dibentuk pada tanggal 4 September 2004.
Daftar susunan kepanitiaan terlampir.

X. Anggaran.( Sunber, besar iuran dan rencana pembiayaan )
Anggaran kegiatan bersumber dari ;
1. Iuran anggota/ Peserta.
2. Kas Ambalan.
3. Bantuan/ Subsidi pihak Sekolah.
Perincian anggaran dan kebutuhan terlampir.

XI. Penutup.
Demikian proposal ini diajukan untuk menjadikan periksa. Selanjutnya atas kebijakan dan dukungan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Atas perhatuiannya diucapkan terima kasih.

Samarinda, 11 September 2004.
Ambalan Diponegoro
Gugus Depan 11.077 – 11.078

Pradana Putra, Pradana Putri,

_______________ _______________

Pembina Gudep 11.077. Pembina Gudep 11.078,

............................... ...............................

Mengetahui,
Kepala Sekolah ....................
Selaku Ka Mabigus Gerakan Pramuka



…………………………………


Lampiran :
1. Jadwal Kegiatan.
2. Anggaran Penyelenggaraan.
3. Persyaratan dan Daftar Peserta.
4. Blangko surat ijin Orang Tua.
5. Susunan Panitia
PERTEMUAN ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA
Selain mengadakan latihan rutin, anggota pramuka mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh sesama anggota Pramuka sejenis. Pertemuan serupa itu dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti ulang tahun Gudep, hari Pramuka dan sebagainya. Sesuai dengan golongannya, maka pertemuan anggota Pramuka dibedakan atas:

PERTEMUAN PRAMUKA SIAGA

PESTA SIAGA
Kegiatan ini dapat dilaksanakan untuk tingkat Desa, Kecamatan dan Cabang. Dapat berupa rekreasi, permainan bersama, darmawisata, lomba ketangkasan dan ketrampilan. Hingga sifatnya rekreasi, kreatif, riang, gembira, yang memerlukan banyak gerak seperti lomba ketrampilan dan ketangkasan.
• Permainan Bersama,
adalah kegiatan keterampilan kepramukaan untuk golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari jejak, permainan kim dan sejenisnya.
• Pameran Siaga,
adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Siaga.
• Pasar Siaga (Bazar),
adalah simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan pembelinya masyarakat umum.
• Darmawisata,
adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang pada akhir kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya, dalam bentuk lisan maupun tulisan.
• Pentas Seni Budaya,
adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Siaga.
• Karnaval,
adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Siaga.
• Perkemahan Satu Hari (Persari),
adalah perkemahan bagi Pramuka Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.


PERTEMUAN PRAMUKA PENGGALANG
• Jambore,
adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang di diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan), Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional).
• Lomba Tingkat,
adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).
• Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru),
adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu.
• Penjelajahan (Wide Game),
adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.
• Latihan Bersama,
adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya.
• Perkemahan,
adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum'at Saptu Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya.
• Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang,
adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan sejenisnya.
• Pameran,
adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat.
• Darmawisata,
adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya.
• Pentas Seni Budaya,
adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang.
• Karnaval,
adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Penggalang.


PERTEMUAN PRAMUKA PENEGAK
• Raimuna,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
• Gladian Pimpinan Satuan,
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.
• Perkemahan,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum'at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
• Perkemahan Wirakarya (PW),
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nasional, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
• Perkemahan Bakti (Perti),
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
• Perkemahan Antar (Peran) Saka,
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
• Pengembaraan,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
• Latihan Pengembangan Kepemimpinan,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
• Latihan Pengelola Dewan Kerja,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
• Kursus Instruktur Muda,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
• Penataran, Seminar, dan Lokakarya,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
• Sidang Paripurna,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
• Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera),
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.











KEGIATAN YANG DAPAT DIIKUTI
SEMUA GOLONGAN PRAMUKA
JAMBORE
• Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.

KEGIATAN PRAMUKA PENEGAK-PANDEGA
RAIMUNA
• Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.Kata Raimuna berasald ari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen-papua, yang berasal dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama.Raimuna Nasional VIII yang diadakan pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar "kebiasaan" , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman Candi Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPER WILADATIKA - CIbubur-Jakarta.Untuk Raimuna Nasional yang akan datang (Raimuna Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA - Cibubur-Jakarta Timur .

GLADIAN PIMPINAN SATUAN
• Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.
PERKEMAHAN
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum'at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
• Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
PERKEMAHAN BHAKTI
• Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
PERAN SAKA (PERKEMAHAN ANTAR SAKA)
• Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
PENGEMBARAAN
• Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.


LATIHAN KEPEMIMPINAN
• Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
LPDK
• Latihan Pengelola Dewan Kerja (LPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

KURSUS INSTRUKTUR MUDA
• Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
PENATARAN, SEMINAR DAN LOKAKARYA
• Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
SIDANG PARIPURNA
• Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
MUSPPANITERA
• Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.


Catatan dari Kak Ibnu :
- Kegiatan tersebut di atas adalah kegiatan yang umum dilakukan Pramuka secara nasional, kegaiatan diatas bukanlah kegiatan yang bersifat mutlak, tetapi dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan dan daerah masing-masing sesuai dengan semangat membangun daerah sesuai dengan semangat otonomi.
- Masukkanlah kegaiatan tersebut dalam Program kegiatan secara terjadwal.
UKURAN TANDA PENGURUS DEWAN AMBALAN

Tanda Pengurus Dewan Ambalan terdiri atas dua jenis :
a. Lencana dari logam berbentuk roda gigi dengan 10 buah gigi, dan dua buah tunas kelapa berpasangan di dalam roda gigi tersebut, yang menyangga sebuah bintang bersudut lima.
Garis tengah lingkaran luar lencana : 4,5 cm
Garis tengah terluar roda gigi : 3,5 cm
Garis tengah terdalam roda gigi : 2,9 cm
Garis tengah bintang bersudut lima : 0,6 cm
Warna dasar lingkaran dalam : biru tua
Warna roda gigi, bintang dan tunas kelapa : kuning emas

b. Lencana dari kain berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar biru tua. Pada belah ketupat ini terdapat gambar roda gigi dengan 10 buah gigi, dan dua buah tunas kelapa berpasangan di dalam roda gigi tersebut, yang menyangga sebuah bintang bersudut lima.
Ukuran gambar sama . Warna roda gigi dan tunas kelapa : kuning.
ADMINISTRASI GUGUS DEPAN

I. PENDAHULUAN
Pengertian administrasi dalam arti sempit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses tulis menulis / ketatausahaan.
Gerakan Pramuka merupakan organisasi yang menyelenggarakan pendidikan bagi generasi muda, memerlukan dukungan dalam hal administrasi. Hal ini dibutuhkan, dengan berbagai macam kepentingan sebagai :
A. Data kongkrit.
B. Alat ukur aktifitas kegiatan.
C. dukungan dan sarana yang dimiliki.
D. Perkembangan dan kemajuan yang dicapai.

II. AKTIFITAS ADMINISTRASI DI GUGUS DEPAN.
Aktifitas administrasi rutin yang dilaksanakan dalam satuan Gugus Depan antara lain :
1. Surat menyurat.
2. kearsipan.
3. Penyusunan Laporan.
4. Penyajian Data Satuan/ Gugus Depan.

Ad. 1. Surat Menyurat.
Sebagai Alat komunikasi dalam bentuk tertulis yang disampaikan kepada pihak lain dalam bentuk warta.
Dalam menyusun surat ada berbagai macam bentuk surat, bentok surat dapat dipilih sesuai kebiasaan atau kebutuhan satuan.
Bagian-bagian dalam bagan surat :
a. Kepala Surat/ heading
b. Tanggal surat.
c. Nomor surat.
d. Lampiran.
e. Perihal.
f. Alamat dalam, kepada yang dituju.
g. Salam pembuka.
h. Isi Surat.
i. Salam Penutup.
j. Nama Jabatan, Penanggung jawab surat.
k. Tembusan.
l. Initial.

Ad. 2. Kearsipan.
Adalah proses pengaturan dan penyimpanan surat-surat secara sistimatis, bila dibutuhkan akan dapat diketemukan dengan cepat dan tepat.
Surat yang masuk maupun keluar disimpan dalam suatu file atau filing kabinet yang disusun secara teratur.
Ada berbagai macam sistim penyimpanan, antara lain :
1. Sistim Abjad.
2. Sistim Subyek.
3. Sisitim Geografis.
4. Sistim Nomor.
5. Sistim Khronologis.

Ad. 3. Penyusunan Laporan.
Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban tertulis, yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal mengetahui hasil yang dicapai dan pengambilan keputusan selanjutnya.
Berikut ini sistimatika/ batang tubuh laporan yang sering dipergunakan :
1. Pendahuluan.
a. Menyangkut latar belakang
b. Masalah pokok laporan.
c. Sistimatika pelaporan.
2. Dasar hukum.
3. Maksud dan Tujuan kegiatan
4. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
5. Sistim penyelengaraan.
6. Faktor Pendukung dan Permasalahan yang dihadapi.
7. kesimpulan.
8. Saran.
9. Lampiran/ sumber bahan.

Ad. 4. Penyajian Administrasi dan Data Satuan/ Gugus Depan.
Administrasi dan data di gugus depan sangat bermanfaat bagi seorang pembina maupun anggota, yaitu :
1. Mempermudah dalam tata kerja maupun mengambil keputusan.
2. Sebagai gambaran/ visualisasi gugus depan
3. Sumber Pustaka dan sebagai bahan pembanding.
4. Dapat melaksanakan pendidikan dan kegiatan sesuai yang direncanakan.
5. Mengetahui kemampuan dan perkembangan yang dimiliki anggota Pramuka.
6. Sebagai Alat mencapai Tujuan Gerakan Pramuka.

A. JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPAN :
a. Buku Induk.
b. Buku Inventaris.
c. Buku Risalah Rapat/ Pertemuan.
d. Buku Keuangan dan buku iuran.
e. Buku Ekspedisi.
f. Buku Kegiatan/ Latihan.
g. Buku Harian.
h. Buku Log/ Log Book
i. Buku Agenda Surat.
j. Buku Sejarah dan Perkembangan Satuan.

B. JENIS DAFTAR/ FORM ADMINISTRASI SATUAN :
a. Daftar hadir latihan.
b. Daftar/ kartu perkembangan anggota.
c. Daftar Tabungan.
d. Form pendaftaran anggota.
e. Form Program latihan rutin.
f. Form Program kerja Tahunan.



III. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.
a. Setiap Penulisan awal surat selalu di awali dengan menggunakan kata Salam Pramuka.
b. Kode nomor surat dapat diatur sendiri. ( Blm ada PP, kecuali administrasi Kwartir )
c. Pada Kop Surat menggunakan logo silhuate Tunas Kelapa yang terletak sebelah kiri, diatur simetris sesuai dengan tulisan pada kop Surat.
d. Kepala surat/ Kop surat paling atas dengan tulisan huruf cetak dan tebal, GERAKAN PRAMUKA, baru kemudian dibawahnya GUGUS DEPAN KOTA/ KAB. ….
Dapat pula mencantumkan alamat dan nomor telepon di lajur paling bawah.
( Lihat contoh pada lampiran )


III. KESIMPULAN.
Adminitrasi merupakan bentuk kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktifitas kegiatan sehari-hari. Administrasi sebagai cermin kehidupan satuan, untuk itu perlu dikerjakan dengan rapi dan teliti. Apabila ditangani lebih dari satu orang maka sebaiknya diadakan pembagian tugas secara jelas. Serta disimpan disuatu tempat tertentu sesuai kebutuhan.


































CONTOH BENTUK SURAT FORMAT RESMI.


GERAKAN PRAMUKA PADANGSIDIMPUAN
GUGUS DEPAN 01055-01056
PANGKALAN SMP NEGERI 3 PADANGSIDIMPUAN
JL. KH.Ahmad Dahlan No. 39 Telp. (0634) 21521 Padangsidimpuan


Padangsidimpuan,………..
Nomor :
Lampiran : Kepada Yth
Perihal : ……………………………………..
Di
Padangsidimpuan

Salam Pramuka, (Salam Pembuka)

Alinea Pembuka
====================================================
==============================================================

Alinea Isi
=====================================================
=====================================================
=====================================================
=====================================

Alinea Penutup
=====================================================
==============================================================
================================

Mengetahui,
Ka Mabigus Pembina Gudep,
SMPN 3 Padangsidimpuan


……………………………… …………………………………..

Tembusan Kepada Yth :
1.
2.
3.
4. P e r t i n g g a l













FUNGSI :

1. PERTANGGUNG JAWABAN
2. PENGAWASAN
3. DASAR KEPUTUSAN.
4. INFORMASI
5. MEMBINA KERJASAMA, PERLUAS IDE, TUKAR PENGALAMAN

SISTIMATIKA PELAPORAN

I. Pendahuluan.
A. Latar belakang.
B. Pokok-pokok Laporan.
C. Sistim Pelaporan.
II. Dasar Hukum.
IV. Maksud dan Tujuan.
IV. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
V. Sistim Penyelenggaraan.
VI. Faktor Pendudung dan Hambatan.
VII. Kesimpulan.
VIII. Saran.
IX. Lampiran/ Sumber Bahan.
BAGAIMANA CARANYA MENJADI
ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA
Menjadi anggota Gerakan Pramuka caranya sangat mudah dan secara umum melalui tahapan sebagai berikut :
1. Menjadi Pramuka Siaga golongan usia 7 - 10 tahun :
a. Datang ke Gugusdepan menyatakan ingin menjadi Pramuka.
b. Diterima di Perindukan Siaga dengan status sebagai tamu Perindukan.
c. Mengikuti latihan di perindukan berpakaian bebas. Kalau memakai seragam Pramuka belum boleh memakai tutup kepala, tanda pelantikan dan setangan leher.
d. Menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Siaga Mula, status sebagai calon Pramuka Siaga.
e. Apabila telah menyelesaikan SKU dan lulus, maka calon Pramuka Siaga berhak dilantik oleh pembina Siaga. Pelantikan dilaksanakan dengan upacara dan setelah calon siaga mengucapkan janji Dwi Satya, ia berhak menggunakan tutup kepala, setangan leher dan tanda pelantikan.
f. Setelah dilantik ia berstatus sebagai Pramuka Siaga Mula dan menjadi anggota Gerakan Pramuka yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang dikeluarkan oleh Kwartir cabang.
g. Tugas selanjutnya ialah melanjutkan kecakapan umumnya dan meraih kecakapan khusus sebanyak-banyaknya sebelum batas usia Siaga berakhir.
h. Apabila ia telah menjadi Pramuka Siaga disuatu gugusdepan, karena sesuatu hal ingin pindah ke gugusdepan lain caranya adalah :
1) Minta surat keterangan pindah dan keluar dari Gugusdepan yang di tuju.
2) Menyerahkan surat keterangan tersebut kepada Pembina Gugusdepan yang di tuju.
3) Setelah diproses dan diterima dalam suatu upacara maka nomor Gugusdepan yang lama dilepas dan diganti nomor Gugusdepan yang baru, demikian pula Kartu Tanda Anggotanya.
i. Pramuka Siaga yang usianya telah lewat dari 10 tahun oleh Pembinanya akan di lepas dalam suatu upacara dan pindah ke golongan Pramuka Penggalang.

2. Menjadi Pramuka Penggalang, golongan usia 11-15 tahun.
a. Dari Pramuka Siaga dalam satu Gugusdepan.
1) Setelah dilepas dari Perindukan, ia diantar oleh Pembinanya diserahkan kepada Pembina Penggalang melalui Upacara. Setelah diterima ditempatkan di suatu regu dengan status sebagai Tamu.
2) Mengikuti latihan dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) tingkat Penggalang Ramu. Pakaian yang dikenakan yaitu boleh memakai seragam pada saat menjadi Pramuka Siaga status sebagai calon Penggalang Ramu.
3) Setelah berhasil lulus menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum. Penggalang Ramu, ia dilantik oleh Pembinanya dalam suatu Upacara dengan mengucapakan janji Tri Satya dan disemati dengan Tanda Tutup Kepala Penggalang, Tanda Kecakapan Umum Penggalang Ramu serta mendapat Kartu Tanda Anggota berstatus Pramuka Penggalang.
4) Selanjutnya ia berhak meningkatkan kecakapan umumnya dan meraih kecakapan khusus sebanyak-banyaknya serta mengikuti berbagai kegiatan Pramuka Penggalang sampai batas usia Penggalang berakhir.
b. Dari Pramuka Penggalang dalam satu Gugusdepan .
1) Menyerahkan surat keterangan pindah dari Gugusdepannya.
2) Diterima dalam suatu upacara ditempatkan dalam suatu regu berstatus sebagai Tamu.
3) Mengikuti latihan dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) tingkat Penggalang Ramu . Pakaian yang dikenakan yaitu boleh memakai seragam pada saat menjadi Pramuka Siaga status sebagai calon Penggalang Ramu.

4) Setelah berhasil lulus menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penggalang Ramu, ia dilantik oleh Pembinanya dalam suatu upacara dengan mengucapkan janji Tri Satya dan disemati Tanda Tutup Kepala Penggalang Kecakapan Umum Penggalang Ramu serta mendapat Kartu Tanda Anggota berstatus Pramuka Penggalang.
5) Selanjutnya ia berhak meningkatkan Kecakapan umumnya dan meraih kecakapan khusus sebanyak-banyaknya serta mengikuti sebagai kegiatan Pramuka penggalang sampai batas usia penggalang berakhir.
c. Dari anak Remaja yang belum pernah menjadi pramuka Siaga.
1) Datang ke Gugusdepan dan menyatakan minat menjadi Pramuka.
2) Diterima dan ditempatkan di pasukan dengan status Tamu.
3) Mengikuti latihan rutin di pasukan dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penggalang Ramu serta berstatus sebagai calon Penggalang Ramu. Pakaian bebas rapi dan apabila memakai seragam pramuka belum boleh mengenakan tutup kepala, setangan leher dan tanda pelantikan.
4) Bila berhasil menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Ramu, ia akan dilantik oleh Pembinanya melalui Upacara. Mengucapakan janji Tri Satya dan setelah itu disemati Tanda Pelantikan, Tanda Kecakapan Umum, tutup kepala dan setangan leher. Ia telah syah menjadi anggota Gerakan Pramuka kelompok peserta didik dan akan mendapat Kartu Tanda Anggota (KTA).
5) Selanjutnya ia wajib meningkatkan kecakapan umum di atasnya dan meraih kecakapan khusus sebanyak-banyaknya serta mengikuti berbagai kegiatan penggalang sampai batas usia penggalang berakhir.
d. Pramuka Penggalang yang usianya lebih dari 15 tahun oleh pembinanya akan dilepas dalam suatu upacara dan pindah ke golongan Pramuka Penegak.

3. Menjadi Pramuka Penegak, golongan usia 16 - 20 tahun.
a. Dari Pramuka Penggalang dalam satu Gugusdepan.
1) Diserahkan oleh Pembinanya dan diterima oleh Pembina Penegak dalam suatu upacara, ia berstatus sebagai Tamu Ambalan.
2) Mengikuti latihan rutin dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara berstatus sebagai calon Penegak Bantara.
3) Setelah berhasil menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara, ia akan dilantik oleh Pembinanya dalam suatu Upacara dan mengucapakn janji Tri Satya. Disemati Tanda Kecakapan Umum (TKU) Bantara, Tanda Topi Penegak dan akan mendapat Kartu Tanda Anggota berstatus Pramuka Penegak.
4) Selanjutnya wajib meningkatkan kecakapan umumnya dan meraih berbagai kecakapan khusus serta mengikuti kegiatan kepenegakan sampai batas usia Penegak berakhir.
b. Dari Pramuka Penggalang dari lain Gugusdepan.
1) Menyerahkan Surat keterangan pindah dari Gugusdepanya.
Diterima dalam suatu Upacara ditempatkan disalah satu Sangga berstatus sebagai Tamu Ambalan.
2) Mengikuti latihan rutin dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara berstatus sebagai Calon Penegak Bantara.
3) Setelah berhasil menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penegak Bantara ia akan dilantik oleh pembinanya dalam suatu upacara dan mengucapakn janji Tri Satya. Disemati Tanda Kecakapan Umum (TKU) Bantara, Tanda Topi Penegak dan akan mendapat Kartu Tanda Anggota berstatus Pramuka Penegak.
c. Dari remaja/pemuda yang belum pernah jadi Pramuka.
1) Datang ke Gugusdepan menyatakan minatnya menjadi Pramuka.
2) Diterima dan ditempatkan di Ambalan melalui upacara dengan status Tamu Ambalan.


3) Mengikuti latihan rutin dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penegak Bantara.
4) Setelah selesai dan berhasil ia akan dilantik oleh pembinanya dalam suatu upacara serta mengucapkan janji Tri Satya, setelah itu disemati Tanda Pelantikan, Tutup Kepala, Setangan Leher dan Tanda Kecakapan Umum Bantara.
5) Selanjutnya wajib meningkatkan Kecakapan Umumnya dan meraih berbagai kecakapan khusus serta mengikuti kegiatan Kepenegakan sebelum batas usia Penegak Berakhir.
d. Pramuka Penegak yang usianya lewat 20 tahun oleh Pembinanya akan dilepas dalam suatu upacara dan pindah ke golongan Pramuka Pandega.

4. Menjadi Pramuka Pandega, golongan usia 21 - 25 tahun.
a. Dari Pramuka Penegak dalam satu Gugusdepan.
1) Diserahkan pembinanya, diterima oleh pembina Pandega dalam suatu Upacara menjadi Tamu Racana.
2) Mengikuti latihan rutin dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum berstatus calon Pandega.
3) Setelah berhasil menyelesikan Syarat Kecakapan Umum (SKU), ia dilantik oleh pembinanya dalam suatu upacara menjadi Pandega dan disemati Tanda Kecakapan Umum Pandega dan Tanda Topi Pandega serta akan mendapat Kartu Tanda Anggota sebagai Pramuka Pandega.
4) Selanjutnya wajib meningkatkan kecakapannya, ikut membina di Gugusdepan dan meraih berbagai kecakapan khusus untuk bekal bakti di masyarakat juga mengikuti kegiatan ke Pandegaan.
b. Dari Penegak Gugusdepan lain.
1) Menyerahkan surat keterangan pindah dari Gugusdepannya.
2) Diterima dalam suatu upacara sebagai tamu Racana.
3) Mengikuti latihan rutin dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum berstatus calon Pandega.
4) Setelah berhasil menyelesaikan (SKU), ia di lantik oleh pembinanya dalam suatu upacara menjadi Pandega dan disemati Tanda Kecakapan Umum Pandega dan Tanda Topi Pandega serta akan mendapat Kartu Tanda Anggota sebagai Pramuka Pandega.
5) Selanjutnya wajib meningkatkan kecakapannya, ikut membina di Gugusdepan dan meraih berbagai kecakapan khusus untuk bekal bakti di masyarakat juga mengikuti kegiatan ke Pandegaan.
c. Dari Pemuda yang belum pernah menjadi Pramuka.
1) Datang ke Gugusdepan dan menyatakan niatnya menjadi Pramuka.
2) Diterima dalam Racana dengan upacara dan berstatus sebagai Tamu Racana.
3) Mengikuti latihan rutin dan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Pandega.
4) Bila tidak berhasil ia dilantik menjadi Pramuka Pandega dalam Upacara dengan mengucapkan janji Tri Satya, setelah itu disemati Tanda Pelantikan, Tutup Kepala, Setangan Leher dan Tanda Kecakapan Umum Pandega serta akan mendapat Kartu Tanda Anggota sebagai Pramuka Pandega.
5) Selanjutnya wajib meningkatkan kecakapannya dan membantu melatih di Gugusdepan serta meraih berbagai kecakapan khusus untuk bekal bakti kepada masyarakat.
6) Mengikuti berbagai kegiatan Kepandegaan.
d. Apabila usianya telah lewat dari usia Pandega ia akan dilepas oleh Pembinanya untuk berkarya dan berbakti pada masyarakat melalui upacara pelepasan.
TANDA PELANTIKAN BERLAKU SEUMUR HIDUP
Tanda Pelantikan Putra




Tanda Pelantikan Putri



Tanda Pelantikan disematkan pada saat pertama kali seseorang menjadi anggota Pramuka. Selama itu pula berrlaku seumur hidup.
Jadi setiap ada Acara Pelantikan, tidak perlu harus menyematkan lagi tanda ini, dan cukup dengan mengucapkan Ulang Janji Tri Satya/ Dwi Satya
Mengapa Pejabat Harus Jadi Pramuka?

"PRAMUKA siapa yang punya, pramuka siapa yang punya, pramuka siapa yang punya, yang punya kita semua." Nyanyian tersebut sering menggema di telinga masyarakat, bukan hanya anggota pramuka, melainkan juga semua "orang" yang berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jika dicermati, kata kita pada lagu di atas seakan-akan memberikan pemahaman, pramuka adalah milik seluruh warga negara Indonesia tanpa kecuali. Dalam konteks yang aplikatif, pemakaian kata kita juga mengandung muatan "pemaksaan" kepada setiap orang, mau tidak mau, suka tidak suka, harus mengakui pramuka memang milik semua. Benarkah demikian? Bukankah hal tersebut hanya lagu? Sejauh manakah pemaksaan tersebut mengkristal dalam gerakan pramuka? Setidaknya, pertanyaan tersebut patut untuk disikapi secara kritis karena fenomena yang berkembang di lapangan, pramuka bukan milik kita semua, melainkan hanya milik kami.
Dalam konteks pemahaman tentang pemaksaan yang menggejala di tubuh gerakan pramuka, saya memahami hal itu sebagai sesuatu yang membelenggu gerakan pramuka sehingga membuat satu-satunya organisasi yang berhak menyelenggarakan pendidikan kepanduan tersebut, hanya menjadi robot.
Secara sederhana pemaksaan yang mudah dilihat adalah jabatan majelis pembimbing. Seorang camat wajib menjadi ketua majelis pembimbing ranting, bupati/wali kota wajib menjadi ketua majelis pembimbing cabang, gubernur wajib menjadi ketua majelis pembimbing daerah, dan presiden wajib menjadi ketua majelis pembimbing nasional, terlepas suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, mampu atau tidak mampu, serta mencintai dunia pramuka.
Cari Dukungan Pemaksaan pejabat teras di suatu wilayah secara otomatis untuk menjadi ketua majelis pembimbing gerakan pramuka sebenarnya merupakan upaya pramuka mendapat dukungan dari berbagai pihak dan menjadikan pramuka sebagai superhero di antara organisasi lain.
Kemudahan dalam birokrasi dan kucuran dana, itulah sebenarnya yang merupakan muara dari pemaksaan para pejabat tersebut. Bukan hanya itu, gerakan pramuka juga melebarkan sayap ke berbagai dimensi kehidupan. Mereka yang senang di bidang kedirgantaraan dibina di saka dirgantara, pariwisata dibina saka panduwisata, kepolisian dibina saka bayangkara, kehutanan dibina saka wanabakti, pertanian dibina saka taruna bumi, dan saka-saka lain.
Dalam dunia pendidikan pun, sekolah diwajibkan memiliki gugus depan, baik itu SD, SLTP, SMU/SMK, maupun perguruan tinggi. Bahkan di desa, gerakan pramuka menyediakan tempat pembinaan di gugus depan teritorial walau banyak kepala desa/kelurahan tak paham hal tersebut.
Orang-orang yang lanjut usia pun diberi wadah khusus dalam pembinaannya dalam pandu wreda dan hiprada.
Kekuatan yang merata secara kuantitatif itulah yang menjadikan pramuka selalu berbangga diri. Apalagi kenyataan di lapangan, tidak ada satu organisasi pun yang mampu mengungguli pramuka dalam hal keanggotaan, keterlibatan pejabat pemerintah, dan dukungan dana.
Kepemimpinan Kekuasaan Dalam konteks pemahaman tentang organisasi, D Hampton dalam Cribbin (1990) mengatakan, paling tidak ada enam jenis organisasi, yakni (1) kebapakan yang menempatkan pemimpin sebagai pembantu, pengayom, dan manipulator halus, (2) birokratis yang mensyaratkan pemimpin sebagai pemelihara, (3) autokratis, merupakan potret pemimpin yang mau berkuasa, (4) berwenang berhubungan dengan pemimpin sebagai direktur eksekutif, (5) konsultatif, mencirikan pemimpin dalam organisasi sebagai katalisator, pendukung, suka mempermudah, dan (6) inovatif menempatkan pemimpin sebagai penggiat dan integrator.
Jika ditelaah lebih mendalam, gerakan pramuka merupakan perpaduan jenis organisasi kebapakan dan konsultatif. Hal tersebut diindikasikan dari keberadaan gerakan pramuka dewasa ini, yang lebih memercayakan suatu kepemimpinan berdasarkan kekuasaan, karisma, kepercayaan, dan keteladanan.
Bukan berdasarkan keahlian dan persetujuan rasional layaknya jenis organisasi yang inovatif.
Menurut pendapat saya, sudah saatnya gerakan pramuka berparadigma baru dengan mengelola organisasi secara inovatif dengan mementingkan kualitas, partisipasi, tekad bersama, dan mengoptimalkan peran gugus depan di setiap tingkatan pramuka.
Hal ini karena stakeholder gerakan pramuka adalah orang-orang yang memahami secara komprehensif terhadap tata nilai yang berlaku di dalamnya, bukan mereka yang dipaksa untuk memahami tata nilai tersebut dalam rentang waktu yang relatif pendek dan mendadak.
Paradigma baru gerakan pramuka dengan format inovatif tentu memerlukan pemahaman yang rasional, bukan emosional. Hal tersebut dilandasi perkembangan gerakan pramuka yang ke depan, yang harus mandiri dan terbebas dari belenggu ikatan kekuasaan. Format baru yang inovatif tersebut berakar dari pentingnya kreativitas gerakan pramuka dalam merumuskan segala bentuk kegiatan.
Arti penting kreativitas dalam pembinaan pramuka juga didasari atas keminiman keterampilan pembina dalam menumbuhkembangkan kemampuan anggota gerakan pramuka. Sering kita lihat, ketika seorang pembina pramuka berada di tengah-tengah peserta didiknya dan hendak menyanyi bersama sebagai pembuka pertemuan, sudah pasti lagu yang muncul adalah "di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang". Mengapa harus itu? Tidakkah ada lagu lain?

Kreativitas
Pramuka dengan paradigma baru yang menekankan kreativitas merupakan wujud penerapan nilai-nilai dasar gerakan pramuka. Paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika gerakan pramuka ingin memberikan kontribusi nyata terhadap kelangsungan pembangunan.
Pertama, keberanian untuk mandiri dan terlepas dari ikatan kekuasaan.
Walaupun terasa berat, hal tersebut merupakan upaya awal dalam menumbuhkan kreativitas gerakan pramuka sehingga pramuka tidak dicap sebagai organisasi milik pemerintah. Konsekuensi logisnya adalah tidak perlu mewajibkan pejabat pemerintah menjadi ketua majelis pembimbing.
Kedua, memperkuat keberadaan gugus depan yang merupakan inti segala bentuk pembinaan pramuka dengan memberikan kebebasan dan kreativitas dalam merumuskan kegiatan yang bermanfaat bagi pramuka.
Ketiga, membekali pembina pramuka dengan kegiatan yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga tidak terpaku pada pola-pola kebiasaan lama. Berbagai variasi teknik pembinaan, nyanyian, dan tepuk yang merupakan inti pembinaan pramuka perlu dikembangkan dan ditingkatkan secara berkala dengan pertemuan pembina (karang pamitran).
Keempat, mengaktifkan peran serta masyarakat sebagai salah bentuk membudayakan pramuka dengan serangkaian kegiatan bakti sehingga pramuka memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Empat hal di atas dapat dijadikan pijakan dalam paradigma baru gerakan pramuka sehingga dapat meningkatkan eksistensi gerakan pramuka menuju kemandirian dan kreativitas. Saptakarsa Utama Gerakan Pramuka memang pernah dirumuskan pada tahun 2000 sebagai wujud paradigma baru dalam pembinaan pramuka. Namun, pada tahap implementasi paradigma tersebut tidak berhasil mencapai sasaran yang ditetapkan.
WARNA DAN ARTI WARNA

Dalam Lingkungan Gerakan Pramuka kita mengenal beberapa warna termasuk arti warnanya. Warna yang memiliki arti kiasan sangat membantu dalam menciptakan sebuah gambar agar lebih bermakna dan memberikan motivasi bagi penggunanya.
Berikut ini beberapa jenis warna dan arti warna di dalamnya :

NO JENIS WARNA ARTI WARNA NO JENIS WARNA ARTI WARNA

1 Merah a. keberanian
b. dinamika
c. wanita
d. surya (matahari)
e. kasih sayang 5 Biru a. daratan
b. kemakmuran
c. keta’atan
d. taqwa

2 Putih a. kemurnian
b. kebersihan
c. kesucian
d. kewajiban
e. prasahajaan
f. pria
g. Candera (bulan) 6 Biru tua a. laut
b. kesetiaan
c. ketekunan
d. ketabahan

3 Kuning a. kejayaan
b. kebesaran
c. keemasan 7 Hitam a. kedalaman
b. kesungguh- sungguhan

4 Hijau a. keagungan
b. kesejahteraan
c. kebijaksanaan
d. kecerdasan

Sumber :
Lampiran I Kepres RI No. 448 tahun 1961
LORD BADEN POWELL:
MENGUBAH DUNIA MELALUI GENERASI MUDA
Sebagian besar dari kita tentu pernah mengikuti atau memiliki teman/kerabat yang pernah mengikuti kegiatan kepanduan (di Indonesia Pramuka). Kegiatan kepanduan sangat populer dan dipandang positif di seluruh dunia. Puluhan juta anak dan remaja di seluruh dunia menjadi anggota pandu. Neil Armstrong, astronot kondang, adalah alumnus dari kegiatan kepanduan.
Sejarah kepanduan telah berlangsung lebih dari satu abad, dimulai pada peralihan abad 19-20. Pelopornya tidak lain adalah Bapak Pandu sedunia, Lord Baden-Powell. Kecintaan Powell terhadap aktivitas luar ruang terbentuk sejak kecil. Dilahirkan tanggal 2 Februari 1857, Robert Baden-Powell merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara (sepuluh bila tiga orang saudaranya yang meninggal ketika bayi dihitung). Masa kecilnya dihabiskan dengan banyak bermain di hutan kecil di samping sekolahnya. Powell terkenal sebagai anak yang serba bisa. Selain keterampilannya pada aktivitas outdoor, Powell juga piawai dalam hal melukis, melawak, menyanyi, dan menjadi aktor drama. Tetapi, Powell memang pada dasarnya jauh lebih suka aktivitas outdoor ketimbang belajar dalam kelas. Ia akhirnya gagal masuk perguruan tinggi bergengsi Universitas Oxford, dan sebaliknya berhasil cemerlang masuk dalam jajaran militer.
Kariernya dalam dunia militer melejit pesat. Ia melanglang buana ke banyak negeri dan mengasah keterampilan mengintai dan mencari jalan. Pengetahuannya di bidang tersebut dituangkannya dalam beberapa buku terlaris seperti Reconaissance and Scouting; Aids to Scouting; Boy Scouts, a Suggestion; Boy Scout Scheme; Scouting for Boys; dan Girl Guiding. Di samping itu, ia menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang kurang pengalaman lapangan. Peserta yang lulus dari pelatihan ini memperoleh lencana Fleur-de-Lys yang simbolnya digunakan sebagai lambang organsiasi pandu di kemudian hari. Selain itu, keberhasilan militernya yang paling menonjol adalah mempertahankan kota Mafeking dari serangan militer kaum Boer yang berkekuatan tiga kali lipat dalam perang Boer di Afrika Selatan.
Saat mempertahankan kota Mafeking inilah, Powell semakin memperhatikan kehidupan para anak dan remaja. Mereka tampak bosan bila hanya mengurung diri di dalam rumah. Powell, menrancang aktivitas outdoor bagi para anak dan remaja ini bahkan melibatkan mereka sebagai penolong dalam beberapa aktivitas militer.
Perhatian terhadap kehidupan anak dan remaja terus dibawanya ketika ia kembali ke Inggris. Tanpa ada kegiatan positif, generasi muda Inggris semakin kacau hidupnya. Impian Powell adalah agar para anak dan remaja bisa menyalurkan energi mereka ke dalam kegiatan outdoor yang positif sehingga mereka tidak salah arah.
Impiannya ini dikerjakannya dengan sangat tekun dan bersemangat. Ketekunan dan semangat yang luar biasa mengejar impian mulia ini membuat banyak orang tertular dan dengan senang hati bekerja sama membantu Powell mewujudkan impiannya. Mungkin akibat ketekunan yang berlebihan ini, Powell terlambat menikah. Ia baru menikah dengan Olave St. Clair Soames pada usia 54 tahun. Keberhasilannya memelopori dan membesarkan gerakan pramuka membuatnya memperoleh hadiah prestisius: Carnegie Prize. Ia wafat pada usia tua (83 tahun) di Paxtuu, Afrika.
Memiliki impian mulia, ketekunan dan semangat mewujudkan impian itu, mendayagunakan keterampilan yang dimiliki, serta bekerja sama dengan banyak orang, tampaknya faktor-faktor itulah yang menjadi kunci keberhasilan Lord Baden-Powell yang layak ditiru oleh pembaca ManDiri.
Pengertian Kepramukaan

Kepramukaan pada hakekatnya adalah : Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa; Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka; Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Sifat Kepramukaan

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
- Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
- Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
- Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Fungsi Kepramukaan

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :
- Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

- Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

- Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan seperti : Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul Waton dan lain-lain. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan Prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :
- tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
- tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
- kuat dan sehat fisiknya.
Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan tersebut.

Tugas Pokok

Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.

Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa.

Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam iktu membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.

Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai metoda penyajian lainnya. Para Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan-gerak sesuai dengan usia dan bidang kegiatannya dengan memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum, Syarat Lecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.

Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah :
- kuat keyakinan beragamanya.
- tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila.
- sehat, segar dan kuat jasmaninya.
- cerdas, segar dan kuat jasmaninya.
- berpengetahuan luas dan dalam.
- berjiwa kepemimpinandan patriot.
- berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan.
- berpengalaman banyak.

Kiasan dasar

Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa lalu, maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.

Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan bangsa Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut Andalan.

Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak Laksana (tentang Pandega hanya ada satu tingkat).

Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan). Satuan yang terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat dimana anak cucu berkumpul). Satuan untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda). Satuan yang terdiri dari beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan kecil untuk Penegak disebut Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung jawab menggarap sawah/ladang). Satuan kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap). Satu perindukan Siaga, satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana Pandega, bersama merupakan satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan, yang langsung menghadapi tantangan).

Prinsip Dasar dan Metodik Kepramukaan

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.

Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari.

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.

Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan ialah :

Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
- iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
- peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
- peduli terhadap diri pribadinya;
- taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi pesertadidik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :

mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.

mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan mahkluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.

diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.

memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/ memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.





Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
- pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
- belajar sambil melakukan;
- sistem berkelompok;
- kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
- kegiatan di alam terbuka;
- sistem tanda kecakapan;
- sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
- sistem among.

Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.

Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

Kode Kehormatan

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :

janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;

tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;

titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah :

alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.

upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.

landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;

kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.

Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik, yaitu :
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas :

Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwisatya Pramuka Siaga

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
setiap hari berbuat kebajikan.

Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwidarma Pramuka Siaga
Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
Siaga berani dan tidak putus asa.

Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas :

Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Trisatya Pramuka Penggalang

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- menepati Dasadarma.

Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dasadarma
TULISAN BADEN POWELL

Beberapa Tulisan Baden Powell Tentang Kepanduan

“Scouting is not an abstruse or difficult science; rather it is a jolly game if you take it in the right light. At the same time it is educative, and (like Mercy) it is apt to benefit him that give as well as him that receive.
The term “scouting” has come to mean a system of training in citizenship, through games, for boys or girls.
The girls are important people, because when the mothers of the nation are good citizens and women of character, they will she to it that their son are not deficient in these point. As things are, the training is needed for both sexes, and is imparted through the Boy Scout and Girl Guides (Girl Scout) Movements. The principles are the same for both. It is only in the details that they vary”.
Kepanduan bukanlah suatu ilmu yang sukar atau mendalam, lebih baik diartikan sebagai permainan yang menarik, bila anda tempatkan pada kedudukan yang benar. Sekaligus permainan itu bersifat pendidikan, dan (seperti Mercy = kemurahan hati) ia condong memberi manfaat bagi yang memberi maupun yang menerima.
Kepanduan harus diartikan sebagai suatu sistem latihan kewarganegaraan melalui permainan untuk anak-anak putera dan puteri. Anak puteri adalah rakyat yang penting, karena bila ibu-ibu suatu bangsa itu merupakan warganegara yang baik, serta merupakan ibu-ibu dengan tabiat yang teguh, maka mereka akan mengusahakan agar anak-anaknya juga mengikuti jejak ibunya. Latihan itu diperlukan untuk kefua jenis golongan gerakan kepanduan putera dan Gerakan kepanduan puteri. Prinsip-prinsipnya sama untuk keduanya. Hanya penjabarannya yang beraneka ragam.

“Scouting is not science to be solemnly studied, nor is it a collection of doctrine and texts. No! It is a jolly game in the out of doors, where boymen and boys can go adventuring together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and helpfulness”
Kepanduan bukanlah suatu ilmu untuk dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan ajaran atau bahan pelajaran. Bukan! Kepanduan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat “boymen” (orang dewasa berjiwa muda) dan anak-anak dapat mengadakan pengembaraan bersama sebagai kakak dan adik, membina kesematan dan mendapatkan kebahagiaan, keterampilan, dan mengabdikan diri bagi sesamanya.

“The Scoutmaster As a preliminary word of comfort to intending Scoutmaster, I should like to contradict the usual misconception that, to be a successful Scoutmaster, a man must be an Admirable Crichton – a know – all. Not a bit of it.
He has simply to be a boy-men, that is:
a. He must have the boy spirit in him; and must be able to place himself on a right plane with his boys as a first step.
b. He must realize needs, outlooks and desires of different ages of boys life
c. He must deal with the individual boy rather than with the mass.
d. He than need to promote a corporate spirit among his individuals to gain the best result”


Seorang Pembina
Sebagai awal kata kesenangan menjadi Pembina, saya menyangkal anggapan yang keliru bahwa menjadi seorang Pembina, seseorang harus hebat – perlu diketahui – semua. Tidak seketat itu.
Ia sederhana berjiwa muda (“boymen”) yaitu:
a. Ia harus memiliki jiwa dan semangat muda, ytang karenanya ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam fikiran peserta didik.
b. Ia harus mengerti dan menyadari kebutuhan peserta didik. Ia harus mengerti pula pandangan serta keinginan peserta didik, sesuai dengan tingkat usianya, dan sesuai pula dengan pertumbuhan jiwanya.
c. Ia harus lebih memperhatikan peserta didik secara pribadi/perorangan dari pada secara keseluruhan (masal)
d. Ia memiliki kemauan mengembangkan jiwa kesatuan, sehingga setiap pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

“Scouting is a Movement, not just an Organization”
Organisasi Kepanduan itu suatu Gerakan, bukan hanya sekedar Organisasi
Artinya:
1. Organisasi Kepramukaan itu harus melayani Kepramukaan, bukan sebaliknya
2. Organisasi Kepramukaan di semua tingkat itu perlu dan penting, asalkan disusun sedemikian rupa, dengan tujuan utama demi kepentingan peserta didik.
3. Suksesnya suatu kebijakan tergantung pada dua faktor, ialah:
a. mengerti benar apa itu Organisasi (fungsi, prinsip, tujuan), serta setiap individu dalam organisasi itu mengerti kedudukannya (dan peranannya dalam organisasi)
b. setiap anggota harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan organisasi

“The aim of Scout Training is to improve the standard of our future citizenhood, especially in character and health, to replace self by service, to make the land individually efficient, morally and physically with the object of using that efficiency for service for fellowmen”
Maksud latihan kepanduan ialah memperbaiki mutu warga negara yang akan datang, khususnya dalam hal watak dan kesehatan, mengutamakan bakti dari pada kepentingan diri sendiri, membentuk kaum muda menjadi pribadi-pribadi yang berdayaguna, baik rohani maupun jasmaninya, dengan maksud agar daya guna itu dimanfaatkan bagi baktinya untuk sesame hidup.

“Let us therefore, in training our Scout, keep the higher aims in the forefront, not let ourselves become too absorbed in the steps. Don’t let the technical outweight the moral. Field efficiency, backwoodsmanship, camping, hiking, good-futures, jamboree comradeships are all means, not the end.
The end is character – character with a purpose. And that purpose, that the next generation be same in an insane world, and develop the higher realization of service, the active service of love and Duty to God and neighbor”
Oleh karena itu, marilah dalam melatih para Pandu kita, kita tempatkan tujuan utama pada garis terdepan, dan tidak membiarkan diri kita menjadi terlalu memikirkan langkah-langkahnya. Jangan memberi bobot latihan teknik lebih berat dari pembinaan watak. Kemahiran di lapangan, penjelajahan rimba, berkemah, pengembaraan, usaha mencapai masa depan yang baik, jambore persaudaraan, semuanya adalah Alat, bukan Tujuan.
Tujuan akhirnya adalah watak, - pembinaan watak dengan tujuan tertentu. Tujuan itu adalah bahwa generasi yang akan datang menjadi orang yang bijaksana di tengah dunia yang kurang bijaksana, dan mengembangkan perwujudan yang lebih tinggi dari baktinya, bakti yang aktif dari cinta dan kewajiban terhadap Tuhan dan sesame hidup.

“Then you will find that object of becoming an able and efficient Boy Scout is not merely to give you fun and adventure but that, like the backwoodsmen, explorers, and frontiersmen, who you are following, you will fitting yourself to help your country and to be of service to other people who may be in need to help. That best men are out to do”
Maka ternyata bahwa menjadi seorang Pandu yang cakap dan berdayaguna itu tidaklah hanya memberi padamu suatu kesenangan dan pengalaman yang hebat saja, tetapi seperti para penjelajah rimba, para perintis/pembuka jalan, dan pelopor yang kamu ikuti, kamupun harus menyiapkan dirimu untuk membantu negaramu, dan berguna bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan. Itulah yang dikerjakan oleh orang-orang terbaik.

“We must keep the great aim ever before us and make our steps lead to it all the time. This aim is to make our race a nation of energetic, capable, workers, good citizens, whether for live in Britain or overseas, the best principle to his end is to get the boys to learn for themselves by giving them a curriculum which appeals to them, rather than by hammering it in to them in some form of dry-bones instructions. We have to remember that the mass of the boys are already tired with hours of school or workshop and our training should, therefore. Be in the form of recreation, and this should be out of doors as much as possible.
That is the object of our badges and games, our examples and standards.
The great aims means not only the practice of give-and-take with your own officers, but also with other organizations working to the same end.
In a big movement for a big object there is no room for little personal efforts; we have to sink minor ideas and link arms in a big “combine” to deal effectively with the whole .
We in the Boy Scout are players in the same team with the Boy’s Brigade, Church lands, YMCA, and Education Department, and others. Co-operation is the only way if we mean to win success”
Kita harus memelihara cita-cita yang luhur itu selalu ada di depan kita, dan langkah kita senantiasa menuju ke tercapainya cita-cita itu. Tujuan ini adalah untuk mengusahakan agar bangsa kita menjadi suatu bangsa yang penuh semangat, pekerja yang berkemampuan, warga negara yang baik, baik untuk hidup di Inggris maupun di luar negeri. Prinsip yang baik dalam hal; ini adalah membuat kaum muda belajar untuk diri mereka sendiri, dengan memberi mereka kurikulum yang menarik bagi mereka, daripada menggembleng mereka dengan instrksi-instruksi yang keras. Kita harus ingat bahwa kaum muda pada umumnya telah lelah dengan pelajaran di sekolah atau di lokakarya, dan latihan kita harus dalam bentuk hiburan (rekreasi) dan ini harus diusahakan sedapat-dapatnya dilakukan di alam bebas.
Itulah tujuan dari tanda kecakapan dan permainan kita, contoh dan norma kita.
Tujuan luhur itu bukan hanya pelaksanaan dari memberi dan menerima dengan anak buahmu sendiri, tetapi juga dengan organisasi lain yang bekerja untuk tujuan yang sama.
Di dalam organisasi besar dengan tujuan besar tidak ada tempat untuk usaha pribadi yang kecil, kita harus membuang gagasan yang sempit, dan bergandengan tangan dalam suatu “gabungan” yang besar, untuk menangani keseluruhannya secara efektif.
Dalam kepanduan kita adalah pemain dari satu tim bersama dengan Brigade Kaum Muda, Remaja Gereja, YMCA, Departemen Pendidikan, dan lain-lain. Kerjasama adalah satu-satunya jalan menuju keberhasilan.

“The different foreign countries, which have adopted Scouting for their boys are now forming a friendly alliance with us for mutual interchange of views, correspondence, and visits, and thereby to promote a closer feeling of sympathy between the rising generations. International peace an only be built on one foundation, and that is an international desire for peace on the part of the people themselves in such strength as guide their Governments”
Banyak Negara asing yang telah menerapkan kepanduan bagi kepentingan kaum mudanya, sekarang bekerja bersama kami, untuk saling mengunjungi, dan oleh karenanya tercipta perasaan simpati yang lebih akrab diantara generasi muda.
Perdamaian internasional hanya dapat terwujud di atas satu landasan, yaitu cita-cita internasioal untuk mencapai perdamaian di kalangan masjarakat itu sendiri, dan kekuatan yang demikian akan menjadi petunjuk bagi pemerintah masing-masing.

Dari Buku 3 dan Buku 5 KPD/KPL
MISI KEPRAMUKAAN

Pada World Scout Conference yang bersidang di Durban, Afrika Selatan, pada bulan Juli 1999, telah diterima secara bulat oleh seluruh organisasi kepramukaan sedunia, rumusan Pernyataan Misi Kepramukaan. Pernyataan ini, didasarkan pada Konstitusi (Anggaran Dasar) WOSM, dimaksudkan untuk menegaskan kembali peran kepramukaan sekarang ini.
Pernyataan Misi Kepramukaan adalah sebagai berikut:
Misi Kepramukaan adalah turut menyumbang pada pendidikan kaum muda, melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka, guna membantu membangun dunia yang lebih baik, di mana orang-orangnya adalah pribadi yang dirinya telah berkembang sepenuhnya dan memainkan peran konstruktif di dalam masyarakat.
Hal ini dicapai dengan:
melibatkan kaum muda dalam proses pendidikan nonformal selama tahun-tahun pembentukan kepribadiannya, menggunakan metode khusus yang membuat masing-masing pribadi menjadi penggerak utama dalam pengembangan dirinya sendiri, untuk menjadi orang yang mandiri, siap membantu sesamanya, bertanggungjawab dan merasa terpanggil,
membantu mereka dalam membentuk suatu sistem nilai yang didasarkan pada asas-asas spiritual, sosial dan personal, sebagaimana dinyatakan dalam Satya dan Darma Pramuka.
SEJARAH GERAKAN PRAMUKA
AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA
Masa Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Masa Bala Tentara Dai Nippon
"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.
Masa Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.


KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. - Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
• Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
• Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.